Penduduk Madyan juga tidak berlaku adil dalam hal kegiatan perdagangan. Mereka seringkali berbuat kecurangan dengan mengurangi hasil timbangan. Akibatnya, mereka mendapatkan hasil kekayaan dari cara yang tidak halal. Nabi Syu”aib menegur dengan cara yang santun kepada penduduk Madyan supaya berlaku adil dalam hal timbangan. Selain itu suka berbuat curang, mereka melakukan kezaliman kepada kaum yang lemah. Seruan Nabi Syu”aib tidak diperdulikan oleh kaumnya, bahkan mereka justru mencerca dakwah yang disampaikan oleh Nabi Syu”aib. Menghadapi hal itu, Nabi Syu”aib tetap sabar dan tidak berputus asa.
Dengan penuh kesabaran Nabi Syu”aib mengajak kaumnya,yaitu penduduk
Madyan untruk menyembah Allah swt Yang Maha Esa. Ia menerangkan
kepada kaumnya bahwa berhala itu tidak dapat menolong mereke. Dengan
keangkuhannya, kaum Nabi Syu”aib tetap menyembah berhala. Mereka tidak
memperdulikan seruan Nabi Syu”aib.
Kisah tentang dakwah Nabi Syu”aib dan kaumnya diantaranya diceritakan dalam Surat Asy-Syu”araa” ayat 181-184, “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang –orang yang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus dan benar. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan, dan bertaqwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”
Penghinaan Terhadap Nabi Syu’aib
Nabi Syu’aib terus berdakwah kepada penduduk Madyan. Ia tidak berputus
asa sekalipun penduduk Madyan menolak seruannya. Nabi Syu”aib terus
mengajak kaumnya untuk menyembah kepada Allah swt. Ia menerangkan kepada
kaumnya bahwa berhala itu tidak dapat menolong mereka. Berhala-
berhala itu hanyalah benda mati yang tidak berguna. Selama berdakwah,
hinaan dan ejekan telah sering diterima oleh Nabi Syu”aib. Mereka
menganggap Nabi Syu”aib gila dan bodoh, padahal Nabi Syu”aib adalah
seorang yang sangat bijak dan pandai.
“Hai Syu”aib, apakah agamamu yang meminta kami meninggalkan agama nenek
moyang kami ? Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun dan
pandai”.
Kata salah seorang penduduk Madyan dengan nada mengejek Nabi Syu”aib berkata, “Sesungguhnya aku hanya bermaksud mendatangkan kebaikkan kepada kalian. Aku hanya melaksanakan petunjuk dari Allah. Hanya kepada Allah kita akan kembali.” Kaum Nabi Syu”aib tetap tidak mau menerima ajaran Nabi Syu”aib. Hanya sedikit dari mereka yang mengikuti ajaran Nabi Syu”aib.
Nabi Syu”aib juga mengingatkan kepada kaumnya tentang azab Allah bagi orang-orang yang kufur. Dengan kesombongannya mereka justru meminta azab segera didatangkan karena mereka menganggap hal itu adalah gurauan semata. Sungguh mereka adalah orang-orang yang merugi.
Azab Untuk Kaum Nabi Syu’aib
Nabi Syu”aib telah menyeru kepada penduduk Madyan untuk menyembah kepada
Allah. Namun hanya sedikit dari mereka yang mengikuti ajaran Nabi
Syu”aib. Banyak dari mereka yang tetap kafir. Mereka seringkali menghina
Nabi Syu”aib. Meskipun demikian, Nabi Syu”aib tetap bersabar. Ia juga
meminta mereka bertobat sebelum datangnya azab Allah. Namun, mereka
justru meminta azab segera didatangkan karena mereka menganggap itu
adalah gurauan semata.
Tidak berapa lama kemudian, Allah menurunkan kemarau dengan udara yang sangat panas. Kerongkongan mereka menjadi kering, sekalipun telah banyak meminum air. Kulit mereka menjadi kering dan mengelupas. Setelah itu, Allah mendatangkan gumpalan awan hitam di atas kepala mereka. Kemudian, kilat dan suara menggeleger menerpa wilayah penduduk Madyan. Pada saat itu juga, bumi berguncang. Seluruh orang yang ingkar mati.
Di antara ayat-ayat Al-Quran yang mengisahkan tentang azab untuk kaum Nabi Syu”aib adalah Surat Al- A”raaf ayat 91 – 92, “Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, yaitu orang-orang yang mendustakan Nabi Syu”aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu, orang-orang yang mendustakan Syu”aib, mereka itulah orang-orang yang merugi.”
Dengan cara demikianlah, penduduk Madyan binasa, itulah balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah, Sungguh, mereka termasuk orang-orang yang merugi.
Sekian ulasan dari Kisah Nabi Syu’aib ‘Alaihissalam Menurut Islam, bila masih ada penulisan kata-kata yang kurang mengenakan atau ada yang melenceng dengan postingan saya, mohon untuk komen di kolom bawah.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar